cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue " Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa" : 5 Documents clear
ANALISIS VEGETASI TENGKAWANG DI KEBUN MASYARAKAT KABUPATEN SINTANG, KALIMANTAN BARAT FAJRI, M.; Supartini, Supartini
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian bertujuan untuk menganalisis vegetasi Tengkawang dan jenis-jenis lain dalam interaksinya di kebun masyarakat khususnya Dusun Tem’bak, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Pembuatan plot secara purposive sampling seluas 2,16 ha pada 3 topografi (lembah, lereng, bukit). Hasil penelitian  menunjukkan bahwa di kebun masyarakat ditemukan 139 jenis yang terdiri dari 3 jenis Tengkawang (Shorea macrophylla, S. stenoptera, S. beccariana) dan 136 jenis lain bukan Tengkawang. 10 jenis tanaman dengan jumlah terbanyak yaitu Karet (Hevea braziliensis), Tengkawang putih (Shorea macrophylla), Tengkawang merah (Shorea stenoptera), Tikalung, Durian (Durio spp), Medang (Litsea sp.), Gerunggang (Cratoxylum spp.), Umpang, Pinang (Areca catechu) dan Laban (Vitex pubescens). S. macrophylla dan Karet adalah jenis Tengkawang dan bukan Tengkawang yang mendominasi di kebun masyarakat. INP tertinggi untuk jenis Tengkawang terdapat pada topografi lembah, sedangkan INP tertinggi untuk Karet terdapat pada topografi bukit. Kebun masyarakat memiliki keragaman dan kemerataan jenis yang tergolong tinggi, sedangkan pada tiap topografi memiliki keragaman jenis yang sedang dan kemerataan jenis yang tinggi.
ANALISIS BIAYA DAN PRODUKTIVITAS PENYARADAN KAYU DENGAN TRAKTOR CATERPILLAR D7G DI HUTAN ALAM TROPIKA BASAH PT INHUTANI II, KALIMANTAN UTARA MUHDI, MUHDI
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui produktivitas dan biaya penyaradan kayu dengan traktor Catterpillar D7G dengan teknik reduced impact logging (RIL) dan konvensional di hutan alam tropika, Kalimantan Utara.  Hasil penelitian menunjukkan produktivitas penyaradan kayu dengan traktor Catterillar D7G dengan teknik konvensional sebesar 21,78 m3/jam dan dengan teknik RIL sebesar 26,79 m3/jam. Biaya penyaradan dengan traktor Catterpillar D7G dengan teknik konvensional dan RIL masing-masing sebesar Rp 10.597,19/m3 dan Rp 8.695,39/m3.
SIFAT KIMIA DAN WARNA KAYU KERUING, MERSAWA, DAN KAPUR Lukmandaru, Ganis; Fatimah, Siti; Fernandes, Andrian
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat kimia dan warna kayu keruing (Dipterocarpus humeratus), mersawa (Anisoptera laevis) dan kapur (Dryobalanops keithii) yang sampai saat ini relatif belum banyak diketahui. Sampel pohon diperoleh dari hutan Muara Wahau, Kalimantan Timur. Bagian gubal dan teras diperoleh dari bagian pangkal pohon. Pengujian komponen kimia mengacu pada standar ASTM. Pengukuran warna dilakukan melalui sistem koordinat CIELAB. Hasil pengukuran kadar ekstraktif di 3 spesies pada nilai kadar ekstraktif etanol-toluena (KEET) menunjukkan kisaran pada kayu bagian gubal (KG) 2,37-4,60 % dan teras (KT) 2,58-4,81 %, kelarutan dalam air panas (KAP) sebesar 2,14-6,49 % (KG) dan 1,14-5,77 % (KT), kadar kelarutan dalam air dingin (KAD) adalah 1,61-6,39 % (KG) dan 1,06-3,26 % (KT). Kecenderungan dari gubal ke teras menunjukkan adanya kenaikan nilai KEET, dan penurunan nilai KAP dan KAD. Pengukuran komponen dinding sel pada kadar lignin berkisar 27,39 – 33,29 % (KG) dan 25,77- 34,19 % (KT), kadar holoselulosa berkisar 70,50-73,73 % (KG) dan 65,94-74,84% (KT), sedangkan kadar α-selulosa berkisar 45,83-49,62 % (KG) dan 44,23-52,32 % (KT). Dari gubal ke teras, perbedaan nilai kadar lignin dan selulosa relatif kecil. Kelarutan dalam NaOH 1 % berkisar 12,06-17,07 (KG) dan 11,85-20,79 % (KT), kadar abu sekitar 0,72-3,64 % (KG) dan 0,74-4,73 % (KT), sedangkan nilai pH berkisar 5,56-8,02 (KG) dan 7,09-7,96 (KT). Untuk sifat warna, kisaran nilai indeks kecerahan (L*), kemerahan (a*), dan kekuningan (b*) pada bagian gubal adalah 48-53, 6-11, dan 9-20, secara berturutan,, sedangkan pada bagian teras masing-masing 40-49, 9-16, dan 14-18.
POLA PEMANENAN BUAH TENGKAWANG (Shorea machrophylla) DAN REGENERASI ALAMINYA DIKEBUN MASYARAKAT Fajri, M.; Fernandes, Andrian
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemungutan buah tengkawang banyak dilakukan masyarakat di populasi alaminya, baik di kebun masyarakat, hutan adat maupun di hutan alam. Kenyataan yang dihadapi sekarang adalah adanya eksploitasi yang mengancam keberadaan pohon penghasil tengkawang. Permasalahan yang kedua adalah apakah selama ini masyarakat memanen biji tengkawang tersebut secara lestari, sehingga kedepannya keberadaan buah tengkawang tetap ada dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dari masyarakat tentang cara pemanenan buah, produktivitas pohon dan permudaan yang ada di areal penghasil tengkawang di Kabupaten Sanggau. Metode pengumpulan data di dilapangan yaitu :1. wawancara dengan pemilik pohon tengkawang; 2. Pembuatan plot pada setiap pohon yang berbuah; 3. inventarisasi tingkat semai, pancang, tiang dan pohon tengkawang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanenan buah tengkawang terjadi pada bulan Desember, Januari, Pebruari dan diperkirakan berakhir di bulan Maret. Masa pembungaannya dimulai pada bulan Nopember, Desember dan Januari. Pemanenan buah tengkawang masih dilakukan secara tradisional. Untuk produksi rata-rata 206,14 kilogram buah/pohon. Untuk tingkat regenerasi alami yang paling banyak ditemukan adalah tingkat semai.
PERBANDINGAN MODEL KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL DI HUTAN ALAM DIPTEROCARP UNTUK MENDUKUNG MEKANISME REDD PLUS Indrajaya, Yonky
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan model kerusakan tegakan tinggal akibat kegiatan pembalakan hutan alam dilakukan untuk mengetahui pengaruh pohon ditebang terhadap kerusakan yang terjadi. Beberapa model kerusakan tegakan tinggal antara lain: (1) kerusakan tetap dan tidak terpengaruh oleh jumlah pohon ditebang, (2) kerusakan tegakan tinggal dipengaruhi oleh jumlah pohon yang ditebang dengan proporsi kerusakan sama untuk semua kelas diameter, dan (3) matriks kerusakan, dimana proporsi kerusakan tegakan tinggal dipengaruhi oleh jumlah pohon ditebang dan berbeda tingkat kerusakannya untuk tiap kelas diameter. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis model-model kerusakan tegakan tinggal dan pengaruhnya terhadap pengelolaan hutan khususnya cadangan karbon hutan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembangunan model matriks kerusakan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah: (1) model 1 memberikan hasil yang overestimate terhadap kerusakan yang terjadi pada teknik pembalakan CL, (2) model 2 memberikan hasil yang underestimate terhadap kerusakan tegakan tinggal pada teknik pembalakan konvensional (CL), dan (3) model 3 memberikan gambaran yang lebih nyata akan proporsi kerusakan yang terjadi akibat kegiatan pembalakan.

Page 1 of 1 | Total Record : 5


Filter by Year

2015 2015


Filter By Issues
All Issue Vol 8, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2022): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 8, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 7, No 2 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 6, No 2 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 5, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 5, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 4, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 2, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Dipterokarpa More Issue